Tugas Makalah Kewirausahaan
“Asep Dan Budidaya Kelinci di Lembang”
Nama : Shinta
Pratiwi
Npm : 46211749
Kelas : 2DA01
Fakultas : D3
ekonomi bisnis dan kewirausahaan
Jurusan : Akuntansi
Komputer
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan Puji dan
Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atarahmat dan karunia-Nya penulis
dapat mennyelesaikan penyusunan Makalah Kewirausahaan.
Pada kesempatan ini, penulis
ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu.
Semoga denagn adanya makalah ini bisa membantu dan memberi informasi yang
berguna untuk kita semua.
Penulis sepenuhnya menyadari
sepenuhnya bahwa pada penulisan makalah ini massih jauh
dari sempurna maka dari itu penulis menerima segala kritik dan saran.
Daftar Isi
Kata pengantar 2
BAB I
·
Latar belakang masalah 4
·
Tujuan penulisan 5
·
Profil usaha 6
BAB II
Pembahasan
1.
9 aspek teknik kewirausahaan 7
a.
Peluang usaha 8
b.
Pembiayaan 8
c.
Pemasaran 9
1.
Product 9
2.
Price 9
3.
Place 9
4.
Promotion 9
d.
Kepemilikan 9
e.
SDM 9
f.
Organisasi 10
g.
Kepemimpinan 10
h.
Evaluasi usaha 10
i.
Pengembangan usaha 10
2.
Analisa usaha 10
3.
Contoh pembiayaan 10
4.
Pendapatan rata-rata perbulan 12
5.
Laba 12
BAB III
KESIMPULAN 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN
Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan
makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh
penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut
ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan
kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Terjadinya kegagalan pada model pembangunan pada masa lalu, menyadarkan akan
perlunya reorientasi baru dalam pembangunan, yaitu pendekatan pembangunan yang
memperhatikan lingkungan dan pembangunan yang berwajah manusiawi. Pendekatan
tersebut menempatkan manusia sebagai factor kunci yang memainkan peran penting
dalam segala segi. Proses pembangunan hendaknya sebagai suatu proses yang
populis, konsentrasi pembangunan lebih pada ekonomi kerakyatan, dengan
mengedepankan fasilitas pembangunan pada usaha rakyat kecil.
Bertolak dari model pembangunan yang Humanize tersebut maka dibutuhkan
program-program pembangunan yang memberikan prioritas pada upaya memberdayakan
masyarakat. Dalam konteks Good Governance ada tiga pilar yang harus
menopang jalannya proses pembangunan, yaitu masyarakat sipil, pemerintah dan
swasta. Oleh karena itu SDM/ masyarakat menjadi pilar utama yang harus
diberdayakan sejak awal.
Dalam pembangunan perekonomian rakyat untuk memberdayakan rakyat hendaklah
disertai transformasi secara seimbang, baik itu transformasi ekonomi, social,
budaya maupun politik. Sehingga akan terjadi keseimbangan antara kekuatan
ekonomi, budaya, social dan budaya.
Dengan adanya pemberdayaan, masyarakat dapat menjalankan pembangunan dengan
diberikan hak untuk mengelola sumber daya yang ada. Masyarakat miskin diberikan
kesempatan untuk merencanakan dan melaksanakan pogram pembangunan yang telah
mereka tentukan. Dengan demikian masyarakat diberi kekuasaan untuk mengelola
dana sendiri, baik yang berasal dai pemerintah maupun pihak lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan
diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan kelompok masyarakat yang
mempunyai mata pencaharian rendah, seperti buruh tani, pedagang kecil, petani
menggarap yang tidak memiliki lahan peternak kecil, nelayan, ataupun pengrajin.
Pengusaha golongan ekonomi lemah termasuk pengusaha informal dan tradisional
perlu ditingkatkan dan dibina untuk meningkatkan kemampuan usaha dan pemasaran
dalam rangka mengembangkan kewirausahaan, antara lain melalui pendidikan dan
latihan serta penyuluhan dan bimbingan, dengan mengikut sertakan pengusaha
besar dan menengah.
Dan kini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan melalui penyediaan yang
memadai untuk berbagai kemudahan dan bantuan seperti, kredit dan permodalan,
tempat berusaha bimbingan teknologi cepat, dsb. Olehkarena itu, kini para
masyarakat hanya saja perlu pengembangan usahanya, bagaimana cara pengelolaan
barang-barang yang akan dibuat menjadi produk jual dan produknya itu dapat
menarik hati konsumen.
TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang tersebut di atas, maka
tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.
Untuk menjelaskan pengertian pengelolaan dan kewirausahaan.
2.
Untuk mengidentifikasikan ciri dan watak dalam kewirausahaan.
3.
Untuk mengidentifikasikan faktor-faktor motivasi dalam berwirausaha.
4.
Untuk menjelaskan dan mengidentifikasikan tahap-tahap dan proses dalam
berwirausaha.
5.
Menjelaskan langkah-langkah dalam pengembangan usaha
Profil Usaha :
·
Asep
Dan Budidaya Kelinci di Lembang
Seorang wirausahawan bernama Asep Sutisna, lahir di Bandung 12 Juni 1992.
Mendirikan sebuah wirausaha kecil-kecilan. Dari pertama dia bekerja
dengan usahanya di bidang pekerja pabrik obat, lalu dia berpindah profesi
sebagi juru foto. Disuatu hari, anaknya meminta kepadanya untuk minta dibelikan
5 ekor kelinci, karena melihat teman-temannya memilki kelinci dan setelah
itukelinci tersebut dipelihara oleh anaknya. Kemudian setelah itu kedua anaknya
bosan terhadap kelinci-kelinci itu. Pada akhirnya, Asep menjual kelima kelinci
tersebut dan hasil penjualannya tersebut laku. Tetapi dengan menjual kelinci
itu adalah pekerja sampingan, sedangakan dia masih berprofesi sebagai juru
foto.
Pada saat itu, istrinya menyuruhnya untuk menjual kelinci lagi karena banyak
warga yang memesan pada keluaraga Asep, akhirnya dia membeli kelinci lagi
sebanyak mungkin, dan laku. Kemudian Asep menjual kelinci lebih banyak
lagi,tapi pada akhirnya kelinci-kelinci tersebut banyak terkena serangan scabies
dankarena dulu dia belum tahu benar tentang ternak kelinci, maka dia sedikt
bangkrut. Kemudian dia ikut kerja sebagai ternak sapi oleh pengusaha jepang,
semakin lama, semakin dia tahu tentang berternak dan tau tentang obat yang
dapat menyebuhkan kelinci, akhirnya dia meneruskan kembali usahanya sebagai
peternak kelinci. Dan setelah itu, dia berhasil dan kini dia menjadi pengusaha
besar, dan dia memproduksikan dan memasarkan olahan daging kelinci berupa sate
kelinci ataupun yang lainnya.
Selain itu, Asep ingin sekali mendirikan usaha kecil terpadu, mulai dari,
peternakan, pembibitan, industri produk pengolahan, pengolahan kulit, serta
restoran. Dengan ini, Asep telah mendirikan beberpa lapangan pekerjaan yang
dapat mengurangi pengengguran yang terjadi.
Tahap-Tahap dan Proses dalam Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap
melakukan wirausaha :
- Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
- Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
- Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
- Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
BAB II
Pembahasan
1.
9 Aspek teknik kewirausahaan
Kewirausahaan
berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi etimologi (asal usul kata
). Wira, artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, gagah
berani, berjiwa besar, dan berwatak agung. Usaha, artinya perbuatan
amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha adalah pejuang atau
pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber daya yang di
butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil tindakan yang
tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya. Wirausaha ini bukan faktor
keturunan atau bakat, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan.
Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu
para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan
dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini
diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya
adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa,
mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada
konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan
berdo’a.karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho
dari Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk memulai usahanya, dimana para wirausahawan harus memiliki strategi
pemasaran. Meskipun dalam mengembangkan usahanya hanya mempunyai modal
terbatas.
A.
Peluang Usaha
Seorang wirausahawan bernama Asep Sutisna, lahir di
Bandung 12 Juni 1992. Mendirikan sebuah wirausaha kecil-kecilan. Dari pertama
dia bekerja dengan usahanya di bidang pekerja pabrik obat, lalu dia
berpindah profesi sebagi juru foto. Disuatu hari, anaknya meminta kepadanya
untuk minta dibelikan 5 ekor kelinci, karena melihat teman-temannya memilki
kelinci dan setelah itu kelinci tersebut dipelihara oleh anaknya. Kemudian
setelah itu kedua anaknya bosan terhadap kelinci-kelinci itu. Pada akhirnya,
Asep menjual kelima kelinci tersebut dan hasil penjualannya tersebut laku. ,
dia berhasil dan kini dia menjadi pengusaha besar, dan dia memproduksikan dan
memasarkan olahan daging kelinci berupa satekelinci ataupun yang lainnya.
Dengan ini, Asep telah mendirikan beberpa lapangan pekerjaan yang dapat
mengurangi pengengguran yang terjadi.
B. Pembiayaan
Pada saat awal
memulai usahanya ia hanya bermodalkan 5 kelinci dan semakin hari produknya
banyak diminat meskipun pada suatu saat dimana usahanya sempat mengalami
kebangkrutan tapi ia berhasil kembali membangunnya.
Berikut
peralatan yang tersedia pada saat awal memulai usaha:
Keterangan
|
Harga(Rp) satuan
|
Panggangan
arang
piring
tusuk sate
kipas
lemari es
|
25.000
5.000
2.000
15.000
150.000
1.500.000
|
C.
Pemasaran
1.
Product
Seorang wirausahawan bernama Asep Sutisna, lahir di Bandung 12 Juni 1992.
Mendirikan sebuah wirausaha kecil-kecilan yaitu dengan produk olahan daging
kelinci berupa sate ataupun yang lainnya.
2.
Price
Pada aspek ini harga yang ditawarkan
oleh asep cukup bersahabat dengan kantung kita sekitar Rp 20.000/porsi dengan
kualitas rasanya yang tentunya enak.
3.
Place
Awalnya ia hanya menjual di rumah
tetapi karena semakin hhari semakin banyak peminatnya Asep telah membuka warung
dan rencananya akan membuka outlet untuk memperluas perkembangan usahanya dan
membuka lapangan pekerjaan lebih banyak lagi.
4.
Promotion
Promosi yang dgunakan untuk menarik
pelanggan awalnya hanya dari mulut ke mulut seperti menawarkan salah satu
tetangga nanti menyebarkan ke yang lain atau memberi rekomendasi.
D.
Kepemilikan
Usaha yang dia miliki adalah usaha
mandiri karena ia memang memulai usahanya sendiri dan berawal dari coba-coba
yang kini menghasilkan laba.
E.
SDM(sumber daya manusia)
Awal merintis usaha ini Asep hanya
mengandalkan tenaganya sendiri bersama istri tapi setelah usahanya mulai
berkembang dan produknya mulai dilirik banyak orang ia memanfaatkan tenaga
kerja yang membutuhkan pekerjaan.
F.
Organisasi
Dalam aspek ini pada usahanya pekerjaan
atau tanggung jawab setiap anggota harus sesuai dengan tugasnya.
G.
Kepemimpinan
Sebagai owner dari usahanya ia langsung terjun untuk
mengawasi pegawainya dengan demikian semua pegawai dengan tanggung jawabnya
untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing.
H.
Evaluasi Usaha
Dari hasil evaluasi usahanya kini ia sudah bisa membuka
warung sendiri dan akan ada rencana untuk membuka outlet juga penjualan yang
semakin meningkat.
I.
Pengembangan Usaha
Dari perkembangan usaha yang sudah ia jalani kini sudah
mempunyai warung dan sudah bisa merekrut tenaga kerja lebih Selain itu, Asep ingin sekali
mendirikan usaha kecil terpadu, mulai dari, peternakan, pembibitan, industri
produk pengolahan, pengolahan kulit, serta restoran.
2.
Analisis Usaha
Asumsi yang dipakai dalam menganalisa saha adalah :
Masa pakai lemari es 5thn
Masa pakai peralatan yang lain 1,5thn
Masa pakai panggangan 1thn
Masa pakai kipas 2thn
3.
Contoh pembiayaan
a.
Biaya investasi
Berikut adalah biaya yang harus dikeluarakan untuk
mendirikan usaha sate kelinci :
Keterangan
|
Jumlah(Rp)
|
Biaya renovasi tempat
Lemari es
Kipas
Arang
Tusuk sate
Panggangan
Peraalatan :
·
Piring 1 lusin@2.000
·
Sendok 1 lusin
·
Gelas 1 lusin@2.000
|
1.000.000
1.500.000
150.000
5.000
15.000
25.000
24.000
25.000
24.000
|
Total Investasi
|
2.768.000
|
b.
Biaya operasional perbulan
Biaya yang harus dikeluarkan untuk menunjang kegiatan
usaha antara lain:
Keterangan
|
Nilai (Rp)
|
Biaya tetap
Penyusutan lemari es 1/60 x 1.500.000
Penyusutan peralatan1/18 x 73.000
Penyusutan panggangn 1/12 x 25.000
Penyusutan kipas 1/24 x 150.000
Gaji karyawan 4 x 500.000
|
41.700
4.056
2.083
6.250
2.000.000
|
Total biaya tetap
|
2.054.089
|
Biaya variable
Pembelian bahan baku
Biaya listrik
Biaya trasportasi
|
200.000
100.000
100.000
|
Total biaya variable
|
400.000
|
Total biaya
|
2.454.089
|
4.
Pendapatan rata-rata perbulan
Estimasi dari pendapatan yang dapat diterima perbulan
adalah:
Penjualan 300 porsi(10porsi/hari x 20.000 x 30 hari) = Rp 6.000.000
Penerimaan pesanan(50porsi x 20.000 x 2 hari) = Rp
200.000
Total
= Rp 6.200.000
5.
Laba perbulan
Laba yang dapat diperoleh setiap bulannya sekitar :
Keuntungan :
total penerimaan-total biaya operasional
Rp
6.200.000-Rp 2.454.089=Rp 3.745.911
BAB
III
KESIMPULAN
Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu
para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan
dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya
jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya adanya ketekunan
berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan
terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah
terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdoa. karena semua usaha dan
rencana tidak akan berhasil tanpa adanya rhido dari Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment